Di pangkalan ojek tidak ada orang lain, hanya Unu Gacor dengan Unu Gaul sa. A dong dua akamsi bakar menyala te. Tida ada yang berani gabung.
Unu Gacor mau ojek tapi bensin habis. Mau pi isi bensin di pertamina, tapi antri panjang. Terpaksa cari Tua Nakaf Insana ko duduk di pangkalan sa.
Unu Gaul ju belom muncul-muncul di pangkalan. Dia ada senter Unu Gacor dari jao. Kalau dekat, berarti kena afu sku-ku dari Unu Gacor.
“Has Aneun! Unu gacor ada mabok para tu. Ini kalau saya pi, berarti afu sku-ku sudah saya,” unu Gaul antrek pelan-pelan motor ko lari ilang memang.
Unu Gacor biar suka mabok begitu, ma dia tidak suka beken kaco. A orang enak te. Hanya kalau Unu Gaul kalau muncul, pasti kena ganggu. Dong dua parte dari masih SD sampe sekarang.
“Hae Unu. A kom minum dari pagi sampai siang begini belum berenti ka. Ti lama kom su sakit,” Unu Gaul akhirnya datang tegor. Biar kermana, dong dua susah senang pasti sama-sama na.
“Nanentom,” Unu Gacor omong sapotong sa. Langsung minta tolong Unu Gaul antar dia pi rumah karena su mabok parah. (Aprilia Eunike)