Scroll untuk baca berita BiinmafoNews
stihcw
BeritaTNI AD

Cerita Inspirasi Prajurit TNI AD Asal TTU Peraih Penghargaan Internasional, Pernah Jadi “Konjak Oto” di Kefamenanu

338
×

Cerita Inspirasi Prajurit TNI AD Asal TTU Peraih Penghargaan Internasional, Pernah Jadi “Konjak Oto” di Kefamenanu

Share this article

Foto koleksi pribadi Praka Jingko Lewi Kase. 

Kefamenanu, BN – Sebuah peribahasa yang tak lazim didengar “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Jika ingin mendapatkan keberhasilan, harus berani bersusah payah dulu.

invitationwed

Peribahasa di atas sejalan dengan kisah hidup Praka Jingko Lewi Kase yang berhasil mengharukan nama Kabupaten TTU dengan meraih penghargaan sebagai Siswa Internasional Terbaik pada Latihan Militer Lintas Negara di Raaf Edinburgh, Adelaide, Australia.

Bagaimana tidak, tak disangka Praka Jingko Lewi Kase dengan segudang prestasi lainya itu pernah menjadi “Konjak oto” (Kenek sopir-red) Bus Damri di Kota Kefamenanu, Ibu Kota Kabupaten TTU, Provinsi NTT. Bahkan, mempunyai cita-menjadi seorang anggota TNI AD pun tak pernah terlintas di benak.

Praka Jingko Lewi Kase saat bertugas di Afrika. (Foto : dok. Pribadi Praka Jingko)

Cerita kisah hidup Praka Jingko Lewi Kase sebelum menjadi Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD ibarat cempedak berbuah nangka, mendapatkan hasil lebih dari yang diharapkan.

“Saya dulu konjak DAMRI selama 1 tahun di terminal Kefamenanu dan Km 9. Cita-cita mau jadi sopir DAMRI Kaka tapi takdir lain,” tulis Praka Jingko Lewi Kase melalui pesan singkat WhatsApp kepada Biinmafonews.com, Sabtu (29/6/2024).

Terlahir dari keluarga petani, putra pasangan David Kase dan ibu Veronika Lenama ini mempunyai prinsip, bahwa semua yang dilakukan harus dengan sungguh-sungguh demi mengangkat harkat dan martabat orang tua, keluarga, sesama bahkan Kabupaten TTU hingga Provinsi NTT dan NKRI tercinta.

Praka Jingko Lewi Kase (Ujung Kanan) saat menerima penghargaan sebagai lulusan terbaik pasukan anti teror Kopassus. (Foto: dok. pribadi Praka Jingko)

“Saya selalu lakukan yang terbaik, untuk mengangkat derajat orangtua saya, dan juga buktikan bahwa kita orang TTU bisa bersaing di pusat bahkan internasional,”kisahnya.

Dibesarkan dari keluarga sederhana, Pria dengan zodiak kelahiran Taurus ini diasah untuk harus belajar mandiri. Bekerja keras tanpa kenal lelah. Termasuk harus menjadi seorang kenek atau asisten sopir Damri di Kota Kefamenanu, sebuah kota kecil nan indah di ujung barat pulau timor, perbatasan RI-RDTL.

“Orangtua saya petani, bapak nama David Kase di Oepope Desa Naob (Noemuti Timur-TTU-red). Kami hidup dari keluarga pas-pasan. Bapak dengan mama tidak sekolah,” kisah Praka Jingko, satu-satunya sebagai anggota TNI dalam keluarga sederhana dengan delapan bersaudara ini.

Praka Jingko Lewi Kase (Kedua dari kanan) saat bertugas di Afrika. (Foto: dok. Pribadi Praka Jingko)

 

Semua Karena Mama Pung Do’a

Pria kelahiran Oepope 29 April 1992 yang sementara berdinas sebagai Pasukan Elit Kopassus Satuan 81 Kopassus (Gultor 81) ini mengaku tak menyangka akan menjadi seorang prajurit Kopassus hingga mengelilingi negara-negara luar NKRI.

Beta (saya-red) sonde (tidak-red) pernah bayangkan Tuhan pake beta begini jauh. Tapi semua karena mama PU (punya-red) doa,” cerita Praka Jingko dengan logat melayu Kupang.

Praka Jingko resmi menjadi seorang prajurit TNI AD pada tahun 2012. Kemudian selesai pendidikan dasar militer di Bali tahun 2013 dan lolos seleksi menjadi Kopassus TNI AD hingga selesai pendidikan selama satu tahun pada 2014.

Dia merupakan alumni SD YUPENKRIS OEPOPE, SMP N 1 Noemuti (Di Desa Haekto) dan menamatkan pendidikan sebagai pelajar SMA di SMA Kristen 2 Soe Ibu Kota Kecamatan TTS, Provinsi NTT.

Selain pernah meraih prestasi terbaik pada Latihan Militer Lintas Negara di Raaf Edinburgh, Adelaide, Australia, Praka Jingko pernah mengikuti terjun payung (2014), Spesialisasi sniper (2014) dan Pendidikan anti teror /satuan 81 kopassus (2018) hingga penugasan PBB tahun 2022.

Untuk menunjang karir yang kian melaju, maka penguasaan skill bahasa asing menjadi utama. Niat belajar Praka Jingko tak pernah pudar. Dia harus mengasah kemampuan bahasa asing secara autodidak hingga berhasil menguasai tiga bahasa asing. Bahasa Inggris, Afrika dan prancis.

“Saya belajar bahasa inggris autodidak, selain bahasa inggris, saya juga bisa bahasa swahili (Afrika) dan prancis. Saya juga sebagai penerjemah bahasa Inggris di Kopassus,” tutupnya.

Berikut sederetan prestasi Praka Jingko Lewi Kase :

1.  Perwakilan siswa internasional terbaik di Australia 2024

2. Juara 1 British coucil course di Bogor (2022)

3. Juara 1 pendidikan pasukan anti teror (satuan 81 kopassus) 2018

4. Juara 2 demonstrasi beladiri Yongmoodo 2017 di Pekanbaru

5. Prajurit terbaik satgas indo RDB 39D di Kongo (Afrika Tengah) 2022-2023

6. Perwakilan penyematan baret pasukan perdamaian dunia (Bogor) 2022. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

invitationwed