Tim juri Festival Desa Binaan Bank NTT, Stenly Boymau saat berkunjung ke Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU. (Foto: Dok. Humas Bank NTT)
Kefamenanu, BN – Desa Napan di Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU, Provinsi NTT mempunyai potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif secara nasional berbasis masyarakat.
Bagaimana tidak, Desa Napan sebagai etalase NKRI yang terletak di garis batas wilayah perbatasan RI-RDTL ini memiliki potensi sumber daya ekonomi dan kemampuan pengelolaan yang menjanjikan demi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Bukti potensi pengembangan ekonomi kreatif Desa Napan, seperti, hasil produk UMKM masyarakat Desa Napan yang pernah menjadi juara satu Festival Desa Binaan dan Festival PAD tahun 2022 yang digelar Bank NTT. Prestasi itu berkat peran salah satu Industri Kecil Menengah (IKM) Suka Maju milik seorang warga setempat bernama, Antonius Anton. IKM yang didukung Bank NTT itu memproduksi minuman fermentasi jahe dan pisang, serta aneka kerajinan tangan dan jajanan cemilan pangan lokal karya masyarakat setempat.
Selain itu, dengan adanya pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan, berpotensi menjadi titik wisata baru di tapal batas NKRI antara Kabupatem TTU dan Distrik Oecusee, Timor Leste. Pun mempunyai peluang pasar dengan memperluas jangkauan pemasaran ke negara tetangga, District Oecusee-RDTL.
“Napan punya potensi ekonomi kreatif. Sekian ratus desa di NTT Napan yang juara satu. Ada produk olahan, tenunan dan macam-macam yang dikelola secara baik,” kata Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Johny Rohi saat diwawancarai Biinmafonews.com belum lama ini.
Johny Rohi menjelaskan, dengan letak strategis Desa Napan di pintu batas RI-RDTL, maka menjadi daya dorong agar potensi yang ada tidak hanya dipasarkan secara lokal namun bisa juga ke negara tetangga, Timor Leste.
“Timor Leste kan satu budaya juga dengan kita. Mereka juga memproduksi hal yang sama sehingga produk Napan ini kita berharap keluar jadi produk nasional. Jangkauan nasional,” ujarnya.
Johny berharap, produk Desa Napan bisa menerapkan aspek digitalisasi baik dalam produk maupun marketing melalui media sosial maupun media mainstream sehingga bisa lebih dikenal luas. “Pemerintah selatan melakukan peningkatan kapasitas untuk digital marketing,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Napan, Wendi Kefi yang hendak dikonfirmasi media ini melalui chating dan telepon Whatsapp, tidak terhubung lantaran tidak aktif. (*/BN)