Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTU, Charles Malelak, SP. M.Si. (Foto: BN)
Kefamenanu, BN –Menghadapi kondisi rawan pangan dan perubahan iklim yang terjadi, maka Dinas Pertanian Kabupaten TTU telah membuat sejumlah strategi dan terobosan demi menghadapi kondisi yang ada.
“Kami (Dinas Pertanian TTU-red) punya tujuh kebun dan selama ini semua dalam proses untuk penanaman.Yang di KM 6 terutama BBU itu kami tanam dengan berbagai macam hortikultura dalam rangka memberikan contoh atau edukasi ke petani sekaligus juga penyumbang PAD,” ujar Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTU, Charles Malelak, SP. M.Si saat diwawancarai, Selasa (6/8/2024).
Dari hasil kebun contoh milik milik dinas, lanjut Chairel, pihaknya telah menyumbangkan PAD sebesar Rp10 juta. “Memang ini (PAD-red) kecil tetapi nilai edukasinya itu yang perlu kita cari,” pungkasnya
Dikatakannya, secara nasional lahan pertanian saat ini mengalami kekurangan dua juta hektare akibat dari perubahan iklim kekeringan. Atas hal tersebut, maka pemerintah pusat melalui kementerian pertanian dalam hal ini Dinas Pertanian membuat program Pompanisasi Antisipasi Rawan Pangan.
“Dalam kaitan dengan ini maka Kabupaten TTU ditargetkan 700 hektare sawah yang harus ditanam di MP2 tetapi kemarin kita tandatangan kesepakatan itu kurang lebih 300 hektare sawah yang harus ditanam,” ujarnya.
Untuk mendukung target pencapaian program Pompanisasi Antisipasi Rawan Pangan, lanjut Chairel Melelak, Pemda TTU melalui Dinas Pertanian mendapat bantuan pompa di tahap I sebanyak 74 buah pompa, 33 handtraktor dan empat traktor roda empat.
“Nanti di tahap II ini kita sementara pendataan dan kita juga akan mendapat kurang lebih 65 pompa yang akan kita sebarkan ke petani yang tanam padi di MP2,” ujarnya.
Terkait antisipasi perubahan iklim, lanjut Chairel, maka Dinas Pertanian TTU mendorong para petani untuk menanam sesuai iklim, seperti, menanam aneka hortikultura dengan jumlah air yang terbatas. “Tetapi di lokasi yang ada air maka kita dorong untuk tanam padi sesuai kebijakan kementrian Pertanian untuk mengisi kekurangan tanam padi sebanyak dua juta hektare sehingga Kabupaten TTU juga sebagai penyumbang luas lahan areal tanam padi,” tegasnya.
Selain gerakan menuju ketersediaan pangan di masyarakat, demikian Chairel, namun Dinas Pertanian TTU juga melakukan berbagai terobosan di kebun percontohan milik dinas.
“Bagaimana kita menanam sayur dengan kondisi sekarang dengan manfaatkan teknologi dan lain-lain. tempat itu (Kebun percontohan Km 6 Sasi-red) sebagi tempat belajar jadi ada dari (Mahasiswa-red) Fakultas Pertanian dan siswa SMK dan petani yang belajar di situ,” pungkasnya.
Di akhir wawancara, Chairel mengharapkan kepada masyarakat petani bisa menyesuaikan kondisi iklim yang berubah saat ini. Pasalnya, menurut Chairel, kondisi Pertanian saat ini sedang ‘tidak baik-baik saja’ namun masyarakat perlu beradaptasi dan akan terus didorong serta dibantu dinas pertanian.
“Saya optimis dengan gerakan bersama dengan kekuatan dan sumber daya yang ada pada kita maka mudah-mudahan kita bisa keluar dari kondisi ini,” tutupnya. ***