Pihak PLBN Motamasin pose bersama Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama (Kemenag) RI, Kamis (11/7/2024). (Foto: dok. bnpp.go.id)
Malaka, BN – Dalam rangka menyambut kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus ke Timor Leste, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Katolik Kementerian Agama (Kemenag) RI pada, Kamis (11/7/2024).
Diketahui, Tim Ditjen Bimas Katolik Kemenag RI yang diwakilkan oleh Thomas Alfa Edison Bangu mengecek langsung kondisi kesiapan PLBN Motamasin yang berpotensi, akan kedapatan lonjakan pelintas antarnegara menuju Timor Leste pada tanggal 9 – 11 September 2024 mendatang saat kunjungan Paus Fransiskus.
Kepala PLBN Motamasin Reynold Uran menyampaikan, mengenai pentingnya kerja sama dengan Kemenag RI sebagai instansi pemerintah yang telah membantu memberikan banyak dukungan kepada masyarakat Katolik di wilayah perbatasan, mengingat masyarakat NTT didominasi oleh pemeluk agama Katolik.
“Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut, tidak hanya dalam koordinasi terkait kunjungan Bapa Suci tetapi juga dalam kegiatan lainnya seperti pemberdayaan ekonomi umat di kawasan perbatasan,” ungkap Reynold dilansir dari laman bnpp.go.id.
Imbauan untuk Pelintas : Tidak Tercatat dalam Keterlibatan Aktif Konflik 1999 di Timor Leste
Kemudian, Reynold juga menekankan, bahwa pihak PLBN Motamasin telah menghimbau beberapa hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat kawasan perbatasan jika ingin mengikuti Misa Besar saat kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste.
“Perlu menjadi perhatian kepada masyarakat yang ingin hadir saat kunjungan Paus Fransiskus ialah, saat melintas masyarakat diharapkan menggunakan dokumen resmi seperti paspor, kemudian tidak tercatat dalam keterlibatan aktif konflik tahun 1999 di Timor Leste, serta kondisi fisik yang dalam keadaan sehat,” jelasnya.
Reynold menambahkan, sesuai dengan arahan dari Bapak Uskup Atambua terkait keamanan di perbatasan, pihak PLBN Motamasin telah bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengantisipasi adanya jalur ilegal yang dikhawatirkan menjadi kesempatan bagi masyarakat di kawasan perbatasan saat adanya kunjungan Paus.
“Kami selalu mengupayakan terkait pengawasan dan patroli terhadap jalur tidak resmi yang telah ditingkatkan oleh Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) TNI dan Polri untuk memastikan tidak ada perlintasan ilegal” katanya.
Selain itu, Reynold juga menuturkan terkait kesiapan pelayanan dari pihak Badan Karantina, Imigrasi, dan Bea Cukai PLBN Motamasin dalam mengantisipasi apabila terjadi lonjakan pelintas batas.
Bahwa pihak Badan Karantina PLBN Motamasin telah menghimbau, kepada masyarakat di kawasan perbatasan agar tidak membawa barang-barang seperti daging sapi, babi, dan produk turunannya. Diharapkan, semua komoditi hewan dan tumbuhan harus steril ketika ingin melintas di PLBN Motamasin.
“Nantinya, masing-masing pihak akan berkoordinasi, seperti pihak Imigrasi yang mendata nama-nama untuk paspor, sementara Bea Cukai fokus pada efektivitas dan efisiensi pemeriksaan barang dan kendaraan,” terang Reynold.
PLBN Motamasin telah mengupayakan kolaborasi sebagai bentuk kesiapan dengan seluruh pihak dari Badan Karantina, Imigrasi, Bea Cukai, TNI, dan Polri yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat yang melintasi perbatasan menjelang kunjungan Paus Fransiskus September mendatang. ***