Maria Hayoina Niron, pelaku UMKM yang pernah menjuarai lomba Gugus Kendali Mutu di Manado. (Foto: BN)
Kefamenanu, BN – Terdapat 17 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memamerkan hasil karya dan produk di pelataran Paroki St. Antonius Padua, Jl. Eltari Km.7, Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/06/2024).
Pelaksanaan UMKM ini bertepatan dengan Perayaan Ekaristi Syukuran Tahbisan Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni. Kegiatan yang digelar ini adalah bagian dari Perayaan Syukuran Tahbisan Episkopal Uskup Agung Kupang sekaligus bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif dan meningkatkan kualitas produk umat di Kefamenanu dan sekitarnya.
“Kami merasa senang karena Perayaan Tahbisan Episkopal ini tidak hanya menjadi momen berahmat bagi umat Katolik di wilayah Kefamenanu, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkuat relasi dengan dunia usaha” ucap Adinda Helena Giza Nahak, salah satu pelaku UMKM Kefamenanu.
Giza Nahak menambahkan, bilamana ada kegiatan UMKM yang diselenggarakan pihak Gereja lagi, maka mereka akan ikut berpartisipasi untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat yang lebih luas.
Selanjutnya, Maria Hayoina Niron yang pernah mewakili NTT dan menyabet juara 1 dalam lomba Gugus Kendali Mutu di Manado pada tahun 1994 menaruh harapan agar melalui kegiatan ini dapat memantik masyarakat sehingga UMKM di wilayah Kefamenanu semakin berkembang dan memberi kontribusi yang positif bagi perekonomian daerah kabupaten TTU.
“Semoga melalui kegiatan ini, ada yang termotivasi untuk mengikuti langkah kami. Kita perlu memperkenalkan produk lokal dan memperkuat kemandirian ekonomi keluarga melalui kegiatan UMKM seperti ini” Ungkap Hayoina, pelaku UMKM yang sudah menjalankan usaha bisnisnya sejak tahun 1992.
Sementara itu, mahasiswa semester satu prodi PGSD Universitas Terbuka Kupang, Katharina Aleus Sa’apan, yang sudah empat tahun menjalankan kerja sampingan sebagai penjual souvenir dari kain tenun berharap agar bisnisnya terus maju dan momen penting ini sekiranya menyadarkan masyarakat agar tidak gengsi dalam memperkenalkan produk-produk lokal.
“Melalui perayaan berahmat seperti ini kiranya memotivasi banyak pihak agar tidak gengsi memperkenalkan produk-produk lokal terutama kain adat dari wilayah kita dengan motifnya yang unik” Tutup Katharina. (*/BN/Tim)